Img

Gairah Pemimpin Diperlukan Untuk Tularkan Energi (Bagian 2/2)

BERIKAN DORONGAN

Dari berbagai arti tersebut, sosok pemimpin harus dapat memaknai dengan bijak. Figur seorang pemimpin yang memiliki passion mampu memberikan dorongan kepada lingkungannya. Untuk membangun sosok pemimpin yang memiliki passion diperlukan kekuatan dari dalam diri dan melibatkan emosi seorang pemimpin.

Hal ini akan terlihat dari energi yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam perilakunya. Energi yang dimunculkan oleh pemimpin akan mampu memberikan gairah dan semangat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Pemimpin yang passion akan memberikan dampak dan efek yang tidak terduga dari orang-orang yang dipimpinnya.

Susan E West (2010) seorang President of QuadWest Associates mengemukakan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang memilikipassion terdapat 101 alasan.  Berikut adalah beberapa alasan yang dikemukakannya, yaitu perform powerfully, communicate powerfully influencing others, transform followers into leaders dan clarify roles and responsibilities.

Perfom powerfully. Seorang pemimpin perlu untuk menunjukkan performanya dengan penuh tenaga dan segala kekuatan yang dimilikinya. Pemimpin harus dapat belajar bagaimana dia mengatur dan mengelola diri. Setiap perubahan yang terjadi pada seorang pemimpin, perlu dicermati bahwa hal tersebut dapat memberikan kesempatan yang baik dalam kepemimpinannya.

Perubahan tidak selalu memberikan dampak negatif, akan tetapi bagi seorang pemimpin yang memiliki passion, setiap perubahan akan mampu memberikan motivasi dan kekuatan pada dirinya. Oleh karena itu pemimpin harus menunjukkan performanya dengan segala kekuatan yang dimilikinya agar dapat menjadi model bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Communicate powerfully influencing others. Alasan seorang pemimpin yang memiliki passion sangat dipengaruhi oleh bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain. Perilaku ini akan efektif jikalau pemimpin memahami kebutuhan dari orang-orang yang dipimpinnya.

Hal ini akan terwujud dengan kemampuannya untuk memberikan pengaruh melalui perilakunya kepada orang-orang yang dipimpinnya, seperti menghargai, mendengarkan, berkomitment, menjelaskan ekspektasi, membangun kepercayaan. Perilaku-perilaku tersebut akan mampu memberikan semangat pada orang-orang yang ada di sekitarnya.

Transform followers into leader. Seorang pemimpin harus mampu untuk menciptakan pemimpin lainnya. Kesuksesan seorang pemimpin yang memiliki passion adalah bagaimana cara dia untuk dapat menjadikan orang-orang yang dipimpinnya kelak menjadi pemimpin seperti dirinya.

Oleh karena itu, pentingnya perilaku pemimpin menjadi model atau contoh yang baik bagi orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut perlu ditunjukkan pemimpin untuk lebih memahami dirinya sebagai sosok pemimpin, perkembangan dirinya sebagai pemimpin, dan menunjukkan seperti apa pemimpin yang sesungguhnya.

Clarify roles and responsibilities. Alasan menjadi pemimpin yang memiliki passion lainnya adalah sosok pemimpin perlu untuk memberikan klarifikasi terhadap peran dan tanggung jawabnya. Hal ini penting karena pemimpin-pun perlu untuk me’lurus’kan kemampuannya secara spesifik terhadap isu-isu manejerial yang sering timbul dalam organisasi kepemimpinannya.

Di antaranya adalah isu yang terkait dengan otoritas dalam pengambilan keputusan, otoritas dalam ‘hiring’ (pengangkatan) dan ‘firing’(pemecatan), pelaporan dan pengaturan standar kinerja. Peran-peran inilah yang perlu diperhatikan oleh sosok pemimpin. Namun hal tersebut bukan berarti sosok pemimpin yang passion tidak mempedulikan hal tersebut. Hanya adakalanya pemimpin tidak mengetahui siapa, apa dan kapan dapat membuat suatu pekerjaan menjadi jauh lebih sederhana.

Passion  seorang pemimpin perlu untuk dicermati, dimaknai hingga penting untuk diwujudkan dalam bentuk perilakunya sehari-hari. Hal ini akan dapat menjadi modal dan model bagi orang-orang yang dipimpinnya. Selain itu juga, pemimpin akan mampu menularkan energi dan semangatnya kepada calon-calon pemimpin di masa mendatang. Gairah dan keberanian pemimpin akan mampu mengarahkan dia ke arah kebaikan dirinya sendiri dan institusi yang dipimpinnya.

Sumber : Fatchiah E. Kertamuda (dosen Psikologi Universitas Paramadina / Ditulis Oleh : Martin Sihombing).

Dimuat : Bisnis Indonesia, 22.04.13.