Img

Terganggu Banjir, Pengangkutan Barang Terlambat

TEMPO.CO, Semarang - Pengangkutan produk ekspor di Jawa Tengah terggangu banjir dan infra struktur jalan raya yang mulai rusak. Para pengusaha angkutan pelabuhan menyatakan pengiriman barang dari sejumlah daerah di Jawa Tengah ke Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang bisa molor hingga tiga hari.

"Biasanya sehari sampai, namun banjir dan kerusakan jalan membuat pengiriman menjadi diinapkan di jalan," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (ORGANDA) Pelabuahan Tanjung Mas Semarang, Slamet Riyadi, Sabtu 1 Februari 2014. 

Menurut Slamet, gangguan paling parah ketika beberapa wilayah di Kudus, Jepara, Pati dan sejumlah daerah lain terrendam banjir beberapa waktu lalu. Akibatnya pengangkutan barang kerap menginap di jalan. Kondisi ini dinilai mengganggu aktivitas ekonomi dan pengiriman barang ekspor dan impor di pelabuhan. "Banyak pengusaha kecewa," kata Slamet menambahkan.

Masalah lainnya, banyak pengemudi truk pelabuhan kehabisan ongkos pengiriman karena tingginya biaya yang harus ditanggung saat menghadapi banjir dan kerusakan jalan. Selain mengganggu perjalanan, jalur berlubang itu merusak kendaraan. Pemilik angkutan dan pengemudi pun harus berbagi risiko dengan mengurangi bagi hasil biaya pengiriman untuk kebutuhan perjalanan dan pembelian suku cadang.

Usai banjir, sejumlah jalur Pantai Utara Jawa Tengah masih bermasalah, di antaranya di Sayung, Kabupaten Demak dengan kemacetan hingga Kaligawe, Kota Semarang. Kondisi ini membuat sejumlah importir kadang tak mau menerima barang sebelum kondisi jalan aman.

Organda Pelabuhan Tanjung Mas mempunyai angkutan barang hingga 800 unit untuk pengiriman ke sejumlah wilayah di daerah selatan, Timur, dan Barat Jawa Tengah. Namun, operasional saat cuaca tak baik membuat omset menurun.

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah, Tony Winarno juga menyatakan hal yang sama. Menurut dia, pengiriman bahan baku untuk kebutuhan industri di Jawa Tengah lewat jalur darat dan laut sering terhambat oleh cuca buruk. "Saat ini kami hanya bisa mengirim barang sample dengan jumlah yang ringan," kata Tony Winarno.

Menurut dia, hambatan utama pengiriman terjadi pada bahan baku di wilayah domestik khususnya Jakarta dan antar pulau. Untuk pengiriman bahan baku lewat jalur darat, tujuan Jakarta dari Pekalongan biasanya ditempuh tujuh jam kini mencapai 30 jam. "Bahkan hampir tiga hari ada yang belum sampai," ujarnya.

Hambatan paling parah yang dialami pegusaha jasa pengiriman adalah jalur laut yang telah ditutup oleh otoritas pelabuhan. Kondisi ini mematikan pengiriman ke luar pulau Jawa. Sedangkan upaya pengalihan lewat jalur penerbangan sulit karena logistik yang hendak dikirim kapasitasnya lebih dari satu ton. Satu-satunya alternatif yang dilakukan oleh para pelaku usaha jasa pengiriman lewat jalur kereta api, namun harus menunggu giliran. 

Sumber : Tempo, 01.02.14.